Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Dagang Amerika-Cina, Begini Strategi agar Ekspor Meningkat

Reporter

image-gnews
Aktifitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 15 Desember 2016. BPS mencatat, nilai ekspor dan impor pada November 2016 surplus sebesar 0,84 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau 840 juta dollar AS atau setara dengan Rp 10,92 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Aktifitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 15 Desember 2016. BPS mencatat, nilai ekspor dan impor pada November 2016 surplus sebesar 0,84 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau 840 juta dollar AS atau setara dengan Rp 10,92 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah perang dagang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Cina, Indonesia bisa menarik keuntungan. Syaratnya, pemerintah mesti mulai memperkuat diplomasi bilateral dengan mitra dagang strategis agar bisa memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan Indonesia jangka panjang.

"Ketika Amerika Serikat mulai melupakan NAFTA (North America Free Trade Agreement) dan beberapa perjanjian lainnya, ini waktunya Indonesia memperkuat perjanjian bilateral dengan Amerika. Sekarang kan masih kurang sehingga kita cuma jadi penonton," ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira, kepada Tempo, Senin, 18 Juni 2018.

Baca Juga: Perang Dagang Amerika vs Kanada, Dubes AS di Kanada Diancam

Menurut dia, cara pertama memperkuat diplomasi dagang bilateral Indonesia adalah dengan mulai mengoptimalkan atase perdagangan, yang tersebar hampir di semua kedutaan Indonesia di seluruh dunia.

Dengan demikian, selain bisa menggenjot nilai ekspor di pasar yang sudah ada, Indonesia dapat melakukan penetrasi ke pasar-pasar baru, seperti Afrika, Rusia, dan Amerika Latin. "Tujuannya, agar pasar produk Indonesia bisa terdiversifikasi," kata Bhima.

Baca Juga: Meski Ada Perang Dagang, Neraca Perdagangan Indonesia Malah Defisit

"Jadi ketika produk kelapa sawit kita mentok di beberapa negara utama ekspor, kita tidak pusing mau ke mana lagi. Banyak negara yang butuh minyak kelapa sawit kita," ucapnya.

Bila diplomasi dagang sudah terbangun, Bhima melihat peluang bagi Indonesia untuk meraup keuntungan dalam momen perang dagang Amerika versus Cina terbuka lebar. Dia mencontohkan, untuk ekspor minyak nabati, Indonesia bisa mengekspor ke Cina karena negara itu baru saja meningkatkan tarif impor untuk kacang kedelai dan minyak kedelai yang memukul eksportir kedelai dari Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca Juga: Ini Mengapa Amerika Merasa Perlu Memberi Sanksi Dagang pada Cina

"Indonesia sebagai salah satu eksportir minyak sawit yang besar mesti mengambil celah yang ditinggalkan Amerika di sana. Masuklah produk kelapa sawit Indonesia ke Cina sebagai alternatif minyak nabati (menggantikan minyak kedelai dari Amerika)," tuturnya.

Pada saat yang sama, ketika ekspor elektronik dari Cina ke Amerika menjadi kurang kompetitif karena bea masuknya ditingkatkan pemerintah Amerika, Indonesia bisa mengekspor lebih banyak barang elektronik ke Amerika. "Ada beberapa celah yang bisa dimanfaatkan Indonesia," kata Bhima.

Baca Juga: Ini Reaksi Kanada dan Prancis Atas Tarif Impor Baru Donald Trump

Perang dagang antara Amerika dan Cina makin menghangat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor untuk 800 produk asal Cina dengan total nilai US$ 50 miliar terhitung mulai 6 Juli 2018. Produk otomotif andalan Cina termasuk yang akan mengalami kenaikan tarif di Amerika.

Sebagai balasan, Cina pun bersiap mengenakan tarif impor pada 659 produk asal Amerika, mulai kedelai, mobil, hingga makanan laut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

32 menit lalu

Petugas memeriksa barang bawaan penumpang di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. TEMPO/Subekti.
Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.


Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 jam lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Ilustrasi Bea dan Cukai . TEMPO/Dhemas Reviyanto
Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.


GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

Ketua Umum Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Eddy Martono. Tempo/Amelia Rahima Sari.
GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.


Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.


Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

5 hari lalu

Dekorasi Rumah dan Dinding yang Hemat Biaya.
Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melantik 3 pejabat eselon I dan 3 pejabat eselon II di Kementerian Perdagangan pada Jumat, 26 April 2024 kemarin. Doc. Istimewa/ Humas Kementerian Perdagangan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.


Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat kunjungan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

7 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.